Ayo Saring Ilmu Disini
buat diri anda menjadi orang-orang yang berhasil

Link Friends

Vcholis logo

Bukan Jenis Atau Aliran Musik, Lantas Apa?

Label:

Memperhatikan geliat dinamika musikalitas masyarakat Indonesia terlebih khusus yang berdomisili di Mesir, maka nampak era hingar bingar seolah tidak lagi menjadi dominan terdengar dari tape, radio, media player dan setiap perangkat elektronik apapun yang menyokong perindustrian musik Indonesia. Karakteristik lagu yang sedang melenakan telinga penikmat musik Indonesia saat ini boleh dibilang yang berintonasi middle beat, tidak cepat dan tidak pula lambat, plus ditambah mendayu-dayu serta pengurangan andil distorsi efek gitar listrik yang bagi sebagian orang memang tidak bisa menikmatinya. Mungkin tidak jauh dari pop, meski ada juga yang sedang gandrung dengan R&B atau house music yang kadang tone-nya sangat cepat dan menghentak.


Namun berbicara tentang musik itu sendiri tidak terlepas dari selera. Semuanya bagus jika dipandang dari segi jenis lagu macam apa yang disukai oleh setiap individu manusia. Bahkan bagi mereka yang tidak punya latar belakang pemusik atau sekedar pemerhati musik, mereka pun mampu mengatakan lagu mana yang bagus menurut mereka, dikarenakan tolak ukurnya berdasarkan selera. Dan itu sah-sah saja.


Tetapi bagaimanapun juga pengkategorian jenis aliran musik tetap bersandar pada pakem yang sudah ada. Boleh jadi ada sebuah kelompok musik yang mengatakan jenis musik mereka beraliran progressive. Entah rock progresif, pop progressif, dangdut progressif atau kemungkinan bisa mengaliansikan semuanya (Pop-Rock, Jazz-Blues, dll), yang pasti dalam keragaman dunia musik memang telah ada pengkotakkan kategori jenis musik. Ada kaedah bermusik di sana, walau kita tidak mengerti kaedahnya seperti apa. Semisal pop, orang yang mengategorikan satu buah lagu ke dalam jenis musik pop tentunya memahami kaedah permainan musik macam apa yang bisa dimasukkan dalam kriteria musik pop, begitu juga rock, jazz dan sebagainya. Seorang violis sekaliber Idris Sardi pun mengakui permainan biolanya berunsur etnik budaya Indonesia, alih-alih beliau dididik dengan keras oleh ayahnya dalam permainan biola klasik eropa.


“Tuhan, kan, bukannya tanpa maksud apa-apa melahirkan saya di Indonesia. Pastilah saya dipesan untuk bisa memainkan keroncong, dan bahkan dangdut," Simpulnya.


Namun bagaimana jika kita berbicara tentang nasyid? Barang baru itu tiba-tiba mencuat di penghujung tahun 90-an, diusung oleh beberapa komunitas golongan Islam radikal reaksioner dengan alasan memperkenalkan jenis musik rohani yang bernafaskan Islam, disamping secara eksplisit dibelakang, mereka menuding aktifitas bermusik yang sudah ada adalah budaya yang salah (baca:haram) karena menggunakan berbagai macam alat musik, terutama yang dipetik dan ditiup sesuai dengan dalih tekstual keagamaan yang dijadikan landasan oleh mereka.


Otomatis pengenalan nasyid di Indonesia jelas menggunakan standar ganda, di depan mengatasnamakan kalimat dakwah, dan dibelakang dipenuhi tudingan berdalih ajaran agama kepada komunitas aliran musik serta penikmat musik yang telah ada sebelumnya di Indonesia. Padahal definisi tentang nasyid di tanah air masih buram dan mengabur. Tidak ada kaedah permainan musik yang konkret yang dilontarkan oleh mereka para pengusung musik nasyid. Bahkan ada sebagian kelompok yang keras membedakan antara musik dengan nasyid. Nasyid menurut mereka bukan musik, karena nasyid secara harfiah artinya adalah bersenandung, jadi ketika bernasyid harus menyenandungkan pujian ketuhanan, ajaran keagamaan, sanjungan bagi nabi-nabi tanpa memakai alat musik apa pun, kalau pun boleh hanya memakai gendang. Ironisnya, dalam dunia tarik suara (baca:musik) sendiri sudah ada aliran musik seperti acapella yang konsisten menggunakan olah vokal untuk bermusik.


Hal mengenai definisi nasyid yang masih samar diamini oleh seorang Agus Idwar, mantan personel nasyid Snada yang sudah lama malang melintang di dunia nasyid Indonesia. Dalam wawancara beliau dengan Republika, 11 Juni 2004 ketika ditanya tentang definisi nasyid seperti apa, beliau berkata, “Ya, definisinya memang masih jadi perdebatan. Namun yang jelas nasyid merupakan salah satu bentuk kesenian Islam. Musiknya sih bisa dari jenis apa saja akan tetapi liriknya harus bernuansa Islami. Dan nasyid memiliki fungsi tidak hanya sekedar hiburan, tapi juga alat menyampaikan pesan-pesan agama dan dakwah. Ini bisa juga menjadi sarana bagi para dai untuk menyampaikan ajaran agama.”


Kalau memang inti dari definisi nasyid adalah musik yang bertema keimanan, sebenarnya melihat perkembangan aliran musik rohani di tanah air, jauh sebelum deklarasi nasyid bergulir, grup musik Bimbo telah mengawalinya terlebih dahulu. Terbukti substansi lirik lagu mereka sangat bernuansa Islam serta membawa pesan agama. Jangankan Bimbo, lirik lagu semacam Fade to black-nya Metallica jelas mengingatkan pendengarnya terhadap kematian, toh grup-grup musik seperti mereka di atas tetap eksis membawakan lagu bertema keimanan, humanis, dan keagungan Tuhan yang secara substansial Islami tanpa harus memolesnya dengan kata berbau arabisme, Nasyid. Dimana justru dengan memakai kata nasyid terdapat makna pencarian jati diri dari suatu golongan yang menginginkan eksklusifitas mereka di atas semua pakem jenis aliran musik yang telah ada.


Ketidakjelasan pengertian nasyid di Indonesia berbanding terbalik dengan menyebarluasnya nasyid di negeri tetangga, Malaysia. Menurut Agus, nasyid di Malaysia disukai karena berirama melayu namun dikemas dengan konteks religius, landasan kaedah permainan musiknya benar-benar ada, sehingga nasyid bagi rakyat Malaysia menjadi tidak asing karena merupakan bagian dari musik etnik serta budaya mereka.


Hal ini yang tidak dipunyai oleh nasyid Indonesia, apalagi kemajuan minat para musisi Indonesia untuk mengkolaborisasi segala jenis dan aliran musik dalam lagu-lagu mereka semakin membuat rombongan munsyid (Sebutan bagi orang yang bernasyid) Indonesia kian kebingungan mencari identitas. Lagu-lagu nasyid pada awal mula muncul sering bertemakan ajaran agama dan perlawanan berubah melebar ke arah tema sosial. Dan demi menyesuaikan tuntutan masyarakat, yang semula lagu mereka hanya bercorak acapella, namun sekarang mulai mengambil bentuk musik pop, memakai beberapa macam alat musik selain yang ditabuh.


Mereka meninggalkan idealisme awal mengenai definisi nasyid mereka sendiri. Namun herannya mengapa masih memakai kata nasyid, padahal sebagaimana yang dikatakan Agus, bahwa tujuan nasyid menyelaraskan tuntutan masyarakat adalah agar dapat diterima khayalak, baik dari golongan yang bukan muslim sebagaimana di Malaysia sana. Mengapa tidak dibilang musik pop rohani saja, itupun sudah jelas artinya dan masyarakat (baik muslim dan non muslim) bisa menilai jenis musik bagaimana yang mereka mainkan. Sementara di lain sisi adanya kata nasyid justru malah membuat orang-orang non muslim semakin antipati dengan sikap hegemonial orang Islam, bagaimana hendak memasyarakatkan nasyid jika masih ada simbolisasi agama yang mana seperti halnya Arabianisme masih dipandang oleh sebagian besar rakyat Indonesia adalah mutlak Islam, apapun produk Arab pasti Islam.


Ketidakselarasan antara tujuan sosialisasi nasyid dengan definisinya semakin bertambah merancu ketika Agus memberikan syarat bagi pelantun nasyid, “Siapapun boleh menyampaikan ayat-ayat Allah meski dengan cara yang berbeda-beda. Kedua, nasyid itu harus lengkap, lirik yang religius harus diimbangi dengan pembawaan dan perilaku yang religius pula dari pelantunnya. Makanya amatlah ditekankan kepada mereka yang berkecimpung dalam seni nasyid mesti punya kesadaran keagamaan. Adapun syarat minimalnya adalah lirik yang dibawakan bernuansa agamis, penampilan Islami serta karakter si pelantun yang juga harus sesuai nilai-nilai Islam.”


Akan tetapi untungnya kondisi seperti ini masih diimbangi dengan adanya beberapa grup musik Indonesia seperti contoh; GIGI, Bimbo, Crossbottom sampai musisi sekelas Iwan Fals yang tetap menaruh perhatian lebih terhadap jenis musik rohani dan menyanyikannya tanpa harus menciptakan polesan-polesan yang sebenarnya tidak berbeda dengan pakem dunia musik yang sudah ada.


Ketika Dewa Budjana yang notabene beragama Hindu, ditanya mengenai keterlibatannya dalam album GIGI, Raihlah kemenangan, beliau menjawab, “Jika untuk bermusik, mengapa tidak, saya pikir album itu adalah suatu bentuk apresiasi kita dalam jenis aliran musik rohani.”


Ya, apapun bunyi yang mempunyai irama, nada serta intonasi adalah musik, dan musik memang salah satu jalan upaya menyatukan umat manusia, bukan sarana mengangkat kembali isu SARA.
0 komentar:

Posting Komentar

Tukeran Link

Ayo saring ilmu disini


TIPS SARING

Pesan


ShoutMix chat widget

jumlah pengunjung

iklan


Search Engine Submission - AddMe

Search Engine Optimization




Web Hosting

Rank






Followers

the of dragon

Your domain(s): Enter each address on a new line (Maximum 10)
 
(eg. iwebtool.com)    
 

Tingkatkan Traffic Blog Dengan Keyword Musiman

Meningkatkan traffic blog bisa loh dengan menggunakan dengan kata kunci musiman, contohnya sekarang di bulan oktober, berarti tuh kan kalo di amerika lagi ada yang namanya event hallowen kan? kalau kita bisa mengoptimasi kata kunci yang tepat pastinya kita bisa meningkatkan traffic blog dan kebanjiran traffic.

Coba kamu cek deh postingan ku tentang tips memilih keyword disana di jelaskan tentang bagaimana keywordyang berhubungan dengan lebaran bisa menembus angka yang luar biasa. untuk detilnya yuk kita liat bagai mana secara teknis keyword ini bisa membat kebanjiran pengunjung dan bisa meningkatkan traffic blog Google mempunyai banyak fasilitas salah satunya adalah google trend, dan yang paling baru adalaha google insight, fasilitas ini mempunyai kemampuan untuk melihat trend disuatu negara, aplikasi keduanya cukup mirip.

cuma kalau di google insight menu menu nya lebih advance, dengan adanya track dari pengunjung yang berasal dari negara mana. dari pada bingung langsung cek TKP ajah deh coba perhatikan, -/+ sama kan kayak Adword external? pasti langsung bisa gunain nya.

untuk contoh kasus saya ambil keyword ”baju gamis” dan ”Smart machine system” untuk keyword baju gamis, keyword ini meledak di bulan agustus awal dan mulai menurun pada sepember akhir (2009) dan untuk keyword ”smart machine system” mulai meledak di awal april dan mulai menurun di bulan september.

nah dengan 2 kasus di atas maka kita bisa meperkirakan kata kunci apa yang tepat di bulan bulan tertentu, misalnya mau natal kita bisa nembak kata kunci ”baju natal” atau ”kartu natal” atau mungkin ”sinterklas” juga bisa. Sekian Informasi dari saya semoga berguna buat teman teman pecinta SEO Belajar SEO , Tips Blog , Tips Search Engine

Popularity: 16% [?]

Artikel Tingkatkan Traffic Blog Dengan Keyword Musiman ini dipersembahkan oleh Belajar SEO : tips blog | tips SEO | tips search engine . Kunjungi Belajar Internet MArketing untuk informasi seputar Informasi SEO.